Better Hearing Indonesia, menggelar aksi yang membuat air mata tumpah di Car Free Day Kota Bekasi.
**
Di sebuah pagi yang cerah, pertengahan Desember 2022 lalu. Jalur Car Free Day Kota Bekasi tampak semakin meriah. Mungkin karena sudah tidak ada batasan persentase jumlah pengunjung lagi, seperti ketika awal-awal Car Free Day kembali dibuka sehabis petaka pandemi. Semua hanyut dalam sukacita olah raga pagi bersama keluarga, teman, atau, partner.
Spanduk Kosong
Di ruas jalan menjelang jembatan ke arah Summarecon, ada sesuatu yang sangat berbeda. Tim Better Hearing Indonesia, salah satu perusahaan pelayanan alat bantu dengar terpercaya di Indonesia, membentangkan sebuah spanduk kosong. Spanduk tersebut sangat membajak perhatian pengunjung. Mereka mengerumuninya, lalu satu persatu dari mereka menuliskan kata-kata tertentu dengan spidol yang sudah disediakan. Kata-kata yang kalau dibaca satu persatu sangat menggetarkan hati. Di bagian atas spanduk tersebut tampak tercetak ajakan:“Ungkapkan! Perasaan Indahmu Tentang Ibu, di Sini”.
Ternyata spanduk kosong tersebut memang dipersembahkan oleh Better Hearing Indonesia buat para pengunjung Car Free Day Kota Bekasi, untuk menuliskan ungkapan perasaannya tentang Ibu.
“Semoga Mama selalu ada dalam cinta dan kasih sayang Allah,” tulis seorang ibu muda dengan mata berkaca-kaca.
“Mama, aku di sini untuk Mama. Mama, kuatkanlah,” tulis seorang perempuan lainnya dengan bersimbah air mata. Membaca coretannya, bisa ditafsirkan, si penulis sedang mengungkapkan dukungannya untuk sang Ibu yang mungkin tengah bersedih entah karena sebab apa.
Walau tulisan-tulisan tersebut rata-rata sangat singkat, tapi terasa sekali, tersimpan kisah yang panjang di balik ekspresinya.
“Aku kangen peluk Ibu. Doain aku kuat di sini,” kalimat ini ditulis oleh seseorang bernama Anggraini S. Tergambar, Ibunya berada di sebuah jarak yang jauh. Mungkin di desa lain, kota lain, atau pulau lain. Dan Anggraini sedang merantau di kota ini.
Doa dan tulisan baik di spanduk ini, bahkan melewati batas jarak yang ada. Perhatikan tulisan berikut, dan bayangkan, di manakah saat ini ibunya?
“Aku sayang Mama. Tapi Allah lebih sayang Mama,” tulis seseorang.
“Bun, mentari saat ini berbeda tanpamu,” tulis seseorang yang lain.
“Doaku untuk Ibu di surga,” ungkap yang lain lagi,tanpa menyebut nama.
Sangat terharu hati ini membacanya.
Menumbuhkan Kepekaan
Better Hearing Indonesia menginisiasi kegiatan ini untuk menghadirkan kenangan baik tentang Ibu. Kenangan tentang kemuliaan seorang Ibu. Dan ungkapan perasaan rindu, kangen, doa-doa baik, adalah hal positif yang bermuara pada usaha untuk memuliakan Ibu. “Barang siapa memuliakan Ibu, maka kebaikan akan meliputinya,” kata Syafrinal, founder sekaligus CEO Better Hearing Indonesia.
memang selama ini berfokus pada upaya mengajak para anak untuk memuliakan dan peka memperhatikan orang tuanya, termasuk Ibu. Salah satu di antaranya, peka ketika orang tua mereka mengalami gangguan pendengaran. Fakta menunjukan, 35,6 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran. Sebagian besar di antaranya adalah orang tua. Dan fakta berikutnya, orang tua tak mau terbuka tentang gangguan ini, karena mereka tidak mau menyusahkan anaknya.
“Bayangkan, dulu orang tua kita sangat mengerti dan memperhatikan kebutuhan kita, bahkan ketika kita belum bisa mengungkapkannya. Apakah saat ini kepekaan seperti itu kita berikan juga pada mereka?” lanjutnya.
Gerakan mengenang kebaikan Ibu lewat tulisan di spanduk, adalah upaya Better Hearing Indonesia menumbuhkan kepekaan anak atas orang tuanya. Saat kepekaan hadir, maka hubungan batin terjalin erat. Ketika hubungan batin terjalin, maka komunikasi dan harmoni pun tercipta dengan baik.
Di ruas jalan Car Free Day Kota Bekasi, entah berapa air mata tumpah. Dan entah perasaan apa yang mengiringi mereka saat menuliskan kenangan indah tentang Ibunya. Yang jelas, di pojok bagian bawah kanan spanduk yang masih kosong, seorang wanita menuliskan sebuah bait. Tanpa sadar, di belakang ia, Ibunya memperhatikan sambil berdarai air mata.
“Lebih dari pahlawan. Lebih dari malaikat bersayap. Ibu.” Wanita itu menulis inisial dirinya, EC. Begitu ia berbalik seusai menulis, ia kaget mendapati Ibunya ada di belakang memperhatikan ia sambil banjir air mata. EC langsung memeluknya, begitu juga ibunya. Mereka hanyut dalam perasaan yang luar biasa.
Inikah kepekaan itu?
Tinggalkan Balasan